SANG PENYELAMAT

SANG PENYELAMAT


“kring…..kring…..”. bunyi alarm yang telah aku set semalam yaitu pukul 05.15 wib. Karna suatu masalah bagi ku kalau aku tidak hidupkan alarm , aku pasti tidak dapat bangun pagi-pagi sekali.
“Mmmm. . .”. aku terbangun dan menarik panjang –panjang nafas sambil ngulet. Enak sekali rasanya semacam tidak mau beranjak bangun dari tempat tidur, tetapi akhirnya saya tetap bangun dan keluar dari kamarku.
“yah, ma ewes tangi ?. tanyaku sekaligus aku terkejut ketika ibuku sudah bangun lebih dulu.
“yo wes awet mau, koe nek turu koyo kebo”. Jawab mamak ku dengan sedikit senda.
“Hehehe. …, wes kebiasaan mak…”. Sambungku sambil menggaruk-garuk kepala.
“Yo wes ambil wudhu sana trus salat subuh”
“ ya”
Begitulah bahsa yang kami pergunakan dirumah dalam keseharian kami. Kalau saya pikir melestarikan budaya itu penting apa lagi menjaganya dari orang-orang luar negeri yang ingin mengambil kebudayaan yangkita cintai ini, dan tidak kalah pentingnya dengan menjaga dan melestarikan bumi yang kita cintai ini.
Selesaiku salat subuh aku lihat di sekitar kamar ku ternyata masih banyak pakaian kotor yang bergelantungan di tempat gantungan baju. Uhhh . … malas rasa nya untuk mencuci pakaian hari ini, tapi saya piker-pikir lagi nanti siang kami ada kegiatan trus kalau aku gak mencuci pagi ini kapan lagi mau di cuci pakain-pakaian ini? Lalu aku ambil keputusan untuk mencuci pagi ini juga.
“….. andai saja aku jadi milik mu….. andai saja kapun mencintaiku…. Kukan akhiri kesendirianku…. Ini…”. Ku bernyanyi sambil mencuci pakaian-pakaian ku agar tidak terlalu jenuh dan bosan dalam mencuci pakaian , hanya kegiatan ini lah yang dapat mengusir rasa bosan dan jenuh itu.
1 jam telah berlalu satu demi satu pakaian ku sudah aku selesaiakan. “ akhirnya selesai juga, selanjutnya. . …mandi!!”. Gumam ku dalam hati.
Selesai mandi aku lihat dari celah rumahku yang bolong itu, ternyata cahaya matahari sudah terang menerangi bumi, itu tandanya hari sudah siang dan aku pun harus segera bersiap-siap untuk pergi kesekolah.
“mak, jemur kan baju ku ya dah siang soalnya , dah gak sempat lagi”. Aku menyuruh ibu ku untuk menjemurkan pakaian ku yang saat itu ibuku lagi asik masak.
“emm”. Hanya mesem sedikit memang begitu lah ibuku. Tapi seperti hari yang sudah-sudah ketika aku pualng sekolah pasti baju ku sudah terjemur rapi di tempat jemuran. Memang begitu lah ibuku.
Menyusun roster udah, makan udah, mmm rasanya gak ada yang ketinggalan. Aku mulai berangkat sekolah dengan melakuakn kegiatan ku yang sangat rutin dan penting tentunya, yaitu menta uang sangu atau uang jajan sama mamak.
“Mak sangu”. Kata ku sambil menodongkan tanganku.
“Ambil tu di dompet di dekat cantelan pintu kamar”. Mamak menyuruh mengambil uang di dompet nya.
“ok deh”. Sambil berjalan mengambil uang. Seperti biasa aku hanya mengambil uang Rp. 5000,00,- saja. Karna kau tidak mau terlalu boros karna aku kasihan kepada kedua orang tua ku yang berpenghasilan pas-pasan. Yang ayah hanyalah seorang aygn berpropesi sebagai TB (tukang bangunan) dan ibu ku membantu meringankan beban keluarga dengan membuat kue dan menggoreng keripik si sela-sela waktunya sebagai ibu rumah tangga.
“Pak ada Rihman?”. Tanyaku kepada ayah rihman yang sedang duduk-duduk di depan rumah dan di temani dengan sebatang rokok bakong nya.
“Ada di dalam, Man…… ada temanmu ne…”. jawab bapak itu dan memanggil Rihman.
“Ya tnggu sebentar..”. terdengar sayu-sayu suara jawaban Rihman dari dalam rumah.
Tidak berselang lama dengan jawaban Rihman tadi langsung keluar dari dalam rumahnya, lalu memakai sepatunya dan kami pun berangkat kesekolah bersama-sama dengan motor butut ku.
“Samapai di sekolah kami langsung masuk ke kelas untuk meletakkan tas, lalu mengikuti SKJ (senam kesehatan jasmani). Seperti biasa bila kami melakukan senam pagi hanya satu atau dua orang saja yang mau melakukan senam sedangkan yang lain nya hanya mengisi waktu senam nya dengan ngerumpi atau bercerita , seperti inang-inang pasar.
“Ndo panas kali hari ini…”.
“iya makin hitam aku ni..”. sahut Hendri yang memang diri nya berkulit hitam.
“ah.. . ini kan karena pemanasan global, yang mana lapisan ozon di atas sana semakin tipis yang di sebabkan oleh, banyak nya rumah kaca, penggundulan hutan semakin meraja lela, ko liat aja lah waktu kita ke singkohor tu di sepanjang jalan banyak kali pohon-pohon yang sudah di tebangi dan di bakar”. Jelas mando dengan semangat pada kami.
“woy…woy… datang ibuk woy…”. Kata Hendrik.
Gak terasa senam pun sudah selesai dan kami langsung masuk kekelas masing-masing.
Menit demi menit detik demi detik pelajarang demi pelajaran telah kami selesaikan dan kami pun bergegas pulang.
Setelah aku sampai rumah aku langsung makan dan sambil menonton televisi sambil memikirkan upaya menyelamatkan bumi tercinta ini, sambil makan aku menonton berita yaitu tentang ramalan suku maya yang meramalkan bahwasanya akan terjadi kiamat pada tahun 2012. dengan seketika aku terkejut mendengar nya lalu aku tambah volume nya agar lebih jelas terdengar kabar berita nya.
Ketika mendengar kabar tersebut saya sempat takut tapi tetep saja aku berfikir normal bahwa saya nya tidak ada manusia yang tahu kapan akan terjadinya kiamat. Tetapi saya malah berfikir akan terjadi bencana besar yang melanda dunia yang di sebabkan oleh meningkatnya panas matahari ke bumi yang menyebabkan mencair nya batu es di kutub utara, so,,, pasti lah volume air laut akan naik. Dan denger-denger lepengan-lempengan bumi saat ini sudah tidak stabil yang mengakibatkan lebih sering nya terjadi gempa bumi, seperti pada bulan kemaren gempa bumi yang melanda ranah minang (Padang-Pariaman) yang menyapu bersih manusia hingga ribuan jiwa menjadi korban.
“Mak, agi tanamin pohon di depan rumah itu kan masih bisa tu”.
“Kan udah di tanamin pohon sukun di depan rumah tu”. Jawab mamak ku.
“hahaha,,,,, kita itu memang aneh mak orang-orang pada nanamin pohon mangga atau apalah…,, la,,… kita malah nanam pohon sukun…”.
“mbok yo ben gak usah mikirin orang”.
Memang di sekitar tempat tinggalku banyak tetangga-tetangga yang nanami pepohonan di antara nya mangga, rambutan dll. Dan tak lupa pula dengan bunga-bunga yang indah yang di tanam di depan rumah mereka.
“jam sudah jam 03.00 sore mana orang itu yak ok gak datang-datang ?”. kata ku dalam hati sambil menunggu teman-temanku yang sudah berjanji dari kemaren-kemaren untuk kerja kelompok di rumah ku.
Tiba-tiba mereka datang.
“Assalamualaikum…”.
“Panjang umur…” jawabku sambil menepuk tangan dan berdiri mengahampiri mereka.
“Yee… bukannya di jawab salamnya malah bilang panjang umur. Memang nya kenapa dengan panjang umur?”. Tanya mereka.
“Oya sebeum nya walaikum salam , nggak aku tadi tadi ngelamunin kalian ee,, tiba-tiba kalian datang, kan kata orang dulu kan kalau kek gitu panjang umur !!”. kata ku.
“hahahaha…, gak percaya dwy masih percaya yang begituan”.
“yaudah-yaudah kita kerjakan trus yuk..!!”. ajak ku.
“ayuk…”.
Sejam telah berlalu tugas pun telah kami selesaikan dan merekapun langsung berpamitan pulang.
“Wik kami pamit pulang dulu ya”.
“oh,,, ya hati-hati ya kiamat tahun 2012 cepat-cepat kalian tobat”. Sendaku.
“ya ya ya …”.

Sepi rasanya karna mereka sudah pulang semua tinggallah diriku sendiri disini. Akupun duduk sambil termenung dan mengingat-ingat apakah aku pernah ikut berpartisipasi dalam mengurangi pemanasan global. Dan ternyata setelah aku ingat-ingat dulu aku peenah ikut gerakan menanam seribu pohon manggrove atau pohon bakau yang di tanam di pinggir pantai. Sungguh banyak manfaat pohon manggrove ini diantara nya pohon manggrove ini dapat mengurangi abrasi pantai maka nya pohon ini di tanam di pinggir pantai, dan membantu perkembang biakan hewan air. Dan kata ny lagi kalau kita menanam 1 pohon saja pohon itu dapat memberikan oksigen kepada manusia per-detiknya. Coba teman-teman bayang kan bila kita sudah menanam 1000 pohon manggrove berapa juta manusia yang mengambil manfaat dari pohon ini dalam satu hari hari saja. Subhanallah !!.
Coba kita renungkan bila kita tanamkan rasa cinta kepada bumi ini sejak dini pasti kita kelak akan selalu cinta dan tetap melestarikan dan merawat bumi ini hingga kita mati kelak.


Bumi ini Bukan milik seseorang atau sekelompok orang
Tetapi bumi ini adalah milik kita semua milik semua penghuni
Bumi ini . jadi semua penghuni bumi ini semua orang yang tinggal
Di bumi ini wajib merawat bumi ini. Dengan tidak melakukan hal-hal
Yang dapat merusak bumi tercinta ini.
Previous
Next Post »
Thanks for your comment