SAMBARAN
IMAN JILBAB NAUMI
Pagi
ini rintik hujan menemani secangkir kopi pagi ku dan kepulan asap yang keluar
dari rongga mulut dan hidung ku sebagai pelengkap khayalanku.
Aku
selalu sibuk dengan fikiran-fikiran dunia. Dengan mimpi mimpi besar yang tak
satu pun aku jalan kan. Kegagalan menghadapi situasi hidup menimbulkan
penyesalan dan membangkit kan amarah dalam diriku. Nasehat orang tua ku abaikan
. kuliah ku kacau. Hidupku berantakan!.
Badan
ku semakin ramping , kurus tinggal tulang seperti tengkorak berjalan akibat
bercinta dengan botol-botol air nista penggerogot hati dan fikiran. Mataku
cekung karena berprofesi sebagai pendobrak malam yang melewati keindahan fajar.
Pagi
ini aku sadar betapa carut marut nya hidup ku. Tapi, ya sudahlah mungkin memang
ini lah dunia ku, kenikmatan ku, dan hidupku.
***
Waktu
terus berjalan detakan detik terus berlalu tanpa peduli apapun yang di
tinggalkan nya, melibas habis, baik atau buruk tanpa dapat diulang lagi.
Catatan buruk di semester pertamadan kedua kuliahku takkan dapat di ubah
menjadi baik. Begitu juga dengan catatan percintaan ku. Sampai sekarang ini
belum pernah ku merasakan jatuh cinta yang sebenarnya. Buku harian ku mencatat
ada 20 daftar nama mantan pacarku. Dimulai dari Liana sampai Viona semua
menjadi penerima cinta semu ku. Aku percaya nanti akan ada seorang wanita yang
membangkit kan gairah cintaku dan kupastikan dialah cinta pertama hatiku yang
sebenarnya.
Hari
ini aku ke kampus. Dengan muka lesu kepala masih terasa pening jalan sentoyoran
akibat minuman keras tadi malam ku berangkat menggandeng tas yang berisi
peralatan seadanya. Proses belajar mengajar berjalan seperti biasa. Sang detik
menghantarkan jam ke pelabuhan sorak sorai hatiku . yaitu jam pulang. Aku pun
pulang tanpa basa basi dengan teman-teman yang lain. Aku memang tergolong
jarang bercakap-cakap dengan teman-teman satu kelas ku. Aku merasa kurang pas
saja dengan mereka.
Di
tengah perjalanan ku pulang. Tampak dari kejauhan seorang gadis manis , solehah
dengan balutan jilbab nya yang menawan berjalan menuju arah ku. Kami pun
berpapasan.
“eei
. .!”. sapaku sebagai pembuka jurus awal.
“eeehm”.
Ia hanya tersenyum lalu menunduk dan pergi meninggalkan ku. Seperti waktu yang
berlalu. Tempiasan udara yang di tabrak nya mehempas kekepala ku membuat rambut
ku bergoyang sedikit. Dan senyuman nya bagaikan udara yang merasuk kedalam paru
paru ku melalui hidung lalu mengalir ke dalam otak yang membawa fikiran ku
terbang ke awan , kemudian mengalir ke paru-paru yang mendetakan jantungku
lebih kencang seperti biasa dan membuka saraf-saraf cintaku. Aah. Aku telah
jatuh cinta.
Setelah
kejadian itu aku seperti kesetanan senyum-senyum sendiri tanpa sebab dan
periang salah tingkah.
“Oii
to kenapa nya kau senyum senyum sendiri , kesetanan apa kau ?”. kata si doni
kawan satu kosan ku. Dia sahabat ku kami hampir setiap waktu kami selalu bersama. Kecuali mabuk-mabukan dia
orang baik.
“udah
kau diam aja don ini urusan orang besar anak-anak gak boleh tau”. Saut ku
sambil menghisap rokok di tangan kanan ku.
“aah.
Jatuh cinta nya kau?”
“hahahahaha”.
Aku tertawa.
“mana
percaya aku kau jatuh cinta ton. Playboy cap gantungan kunci jatuh cinta huh
mana percaya aku. Mau siapa lagi kau jadikan korban ?”. saut nya sinis.
“kan
udah ku bilang kau gak bakalan ngerti , ni urusan orang gede , mana ngerti anak
anak macam kau”.
“ah
kau, serius nya kau ini ? siapa cewek nya kau kenalin lah sama aku. !”.
“sellow
besok sama kita pulang dari kampus , kita tunggu cewek itu lewat”.
“weeeis
udah mau nya kau kuliah. Okay lah !”
“hahahah
ini demi cinta men !”. tutup ku.
Esok
nya aku kuliah. Aku dan Doni pun menunggu gadis berjilbab itu lewat. 30 menit
berlalu gadis itu tak kunjung datang seberti hari kemarin.
“ton,
mana nya cewek nya ?”. Tanya Doni bosan menunggu.
“udah
sellow aja kau. Sabar lah kita tunggu aja dia bntar lagi mungkin dia datang!”.
Jawab ku kasih semangat supaya tidak bosan menunggu.
“ah
gila kau dari tadi nya kau bilang sebentar lagi sebentar lagi. Sampe sekarang
gak datang datang juga. Udah bosan aku nungguin nya. panas lagi hari ini.!”.
“yaudah
kalo gak mau nunggu. Kau pulang aja duluan. Lagian kan kau yang minta mau liat
cewek itu!”.
“ah
okay lah duluan aku pulang, kau tahanin lah panas panas gini nungguin dia ampek
berkerak kau. Udah lewat zuhur ni mau solat lagi aku”.
“iya
iya solat lah kau banyak banyak kau doakan aku biar sukses”. Gaya tengik.
“berdoa
lah kau sendiri ! kau suruh pula orang ! emang nggak ada lah otak mu!”. Doni
mulai kesal.
“iya
iya nanti aku sholat, kapan kapan !”. jawab ku ringan.
“ah
udahlah capek aku ngomong ama kau. Duluan lah aku yaa!”. Mulai capek kesal.
“iya.
Pulang lah kau dek”.
Doni
pun pulang tinggal aku sendirian . memperhatikan setiap kali orang lewat di
depan ku . sesekali kuliah jaauh ke kiri dan kekanan. Berharap dia kan datang.
Sudah
hampir satu bungkus rokok aku hisap sambil menunggu dia. Tapi dia tak kunjung
datang juga. Matahari pun mulai melambai tanda matahari akan menyembunyikan
sinar nya dan memberikan sinarnya pada belahan bumi selanjutnya. Hari mulai
gelap. Lampu lampu jalan mulai hidup. Orang orang pun mulai sepi. Aku pun
pulang.
“tok tok tok..! don don buka!!”. Gedor-gedor,
pinta Doni bukakan pintu.
“Allahhuakbar!”. Doni mengeraskan suara
solat nya tanda dia sedang Solat magrib.
“yaa elah nunggu lagi”. Gerutu ku dalam
hati. Aku duduk di depan pintu sambil menghisap sebatang rokok.
Tidak
berselang lama.
“eh
udah pulang babang ganteng. Capek nunggu yaa. Pasti jumpa yaa kan !”. sapa Doni
sambil buka pintu.
“capek
nunggu kau solat, gak bisa rupa nya di percepat solat mu !”. jawab ku kesal
lama menunggu pintu di buka. Mana badan sudah capek.
“eh
gila kau . kau pikir solat main main. Bisa di tawar tawar”.
“aaaaah”. Nguap. “gak jumpa aku hari ini
sama dia don”. Ku banting tas ku dan berbaring di tempat tidur.
“hahahahaha
kan udah ku bilang. Kau aja gak percaya.!”.
“udahlah
diam aja kau. Masi ada hari besok. Ku tunggu lagi dia”. Jawab ku menyemangati
diri sendiri.
“jadi
ko besok kuliah lagi?”.
“iyaa”.
“ah
cocok lah berdoa aja lah biar cewek itu tetap hidup biar terus terus kau
kuliah”.
“he
eh suka hati mu lah !”. sambil pejamkan mata menuju alam mimpi.
**
Sang
fajar muncul menantang berani para pemalas untuk bangun lebih awal dan
beraktivitas. Sinar nya menusuk nusuk mata para pemalas sepertiku. Dan pasti
kami balas dengan makian dan pekikan yang keras dan lantam. Namun hari ini ku
tak memaki. Tapi , ku berterimakasi karena telah membangun kan ku untuk pergi
ke kampus hari ini.
Perlengkapan
semua sudah beres. Aku dan Doni pun berangkat bersama-sama ke kampus. Di tengah
perjalanan kami berbincang bincang.
“tumben
semalam gak mabok, cepat tidur lagi! Demi cinta ?? ”. Sindir Doni.
“udah
aah.”.jawab ku palak.
“jadi
nanti mau nungguin dia lewat lagi ?”.
“Yaa
iya lah”.
“kalau
nggak datang lagi gmana ?”.
“ini
perjuangan cinta nama nya!”. petuah ngeles.
“ok.
Hari ini ku temani kau nungguin sampe dia datang. Malam malam lah kita pulang
nggak papa!gimana ?”.
“udah
nggak usah aku sendiri aja. Nanti solat mu terganggu gara gara ngawani aku”.
“udah
nggak papa . kan aku bisa permisi sebentar ama kau buat sholat”.
“laah
pake permisi segala macem apa aja! Okay lah”. Mengiyakan tawaran nya.
***
Seminggu
sudah berlalu. Si Doni masi setia menemaniku sampai senja menghilang setiap
hari, untuk menunggu gadis itu. Hampir ku putus asa. Lelah mencari dia. Namun
aku yakin pasti aku bisa ketemu dia lagi dan bisa kenal dia dan bisa berbincang
bincang panjang lebar dengan dia.
“Oii
kek mana ton. Nungguin lagi nya kita hari ini?”. Doni datang mengejut kan ku
yang sedang ngelamun di bawah pohon taman dekat kampus.
“eeump
entah lah don, aku bingung, sebenarnya aku capek don, tapi hatiku suruh
nungguin dia terus.!”.
“yaudah
kau harus dengerin kata hati mu. Demi cinta men. Capek capek dulu”.
“eump
“. Aku ragu..
“udah
ayok kita tunggu lagi dia. Semangat laah.!” Doni menyemangatiku dan menarik ku
berdiri.
“ok
ok ok. Bentar hidupin rokok dulu baru go!”.
“hahahaah
gitu lah . ayok!”.
Tidak
lama kami menunggu. Tampak ada kumpulan gadis gadis berkerudung yang sedang
menunggu bus di halte. Dari kejauhan tampak seperti wanita itu. Tas nya. tinggi
nya. cara membawa buku , aku yakin itu pasti dia.
“don
don itu dia don!”. Ku Beritahu Doni dengan semangat
“mana
?”.
“itu
yang membelakangi kita.”. Tunjuk ku
“yaudah
ayok kita samperin”. Ajak Doni.
“okay
ayok.!”. jawab ku semangat.
Kami
berjalan sedikit seperti berlari. Meliak liuk menghindari keramaian orang berjalan.
Terus ku perhatikan gadis itu agar tidak kehilangan jejak dan tetap dalam
pandangan ku. Gadis itu asik bercerita tanpa menoleh ke kanan dan ke kiri. Aku
tak bisa melihat wajah nya. aku mulai ragu.
“eei
mbak!”. Sapa ku sambil menepuk pundak nya dari belakang.
“siapa
? kamu mau hipnotis aku ya ?”. gadis itu agak tinggi suara. Seperti ketakutan. Sambil
memegang erat tas dan barang bawaan lain nya.
“oops.
Maaf mbak, saya bukan rampok mbak dan bukan tukang hipnotis. Maaf mbak saya
salah orang, saya fikir mbak tadi teman saya, soal nya mirip dari belakang.
Maaf ya mbak.!”. pinta ku ngeluh karena orang orang sekitar sudah melirik
padaku.
“lain
kali jangan asal tepok aja dong mas!”. Ngomel ngomel.
“iya
iya mbak maaaf ya mbak. Gak sengaja piiiss!!”. Jawab ku sambil tertawa kecil.
Lalu pergi meninggalkan omelan nya.
Tampak
si Doni yang menunggu berdiri bersandar di pohon tidak jauh dari halte itu
cengengesan menertawaiku.
“hahahaha…
salah orang paak!. Hipnotis aku dong hipnotis aku! Hahahaha”. Ejeknya
“udah
lah ketawa aja kau trus sana kau lece aja aku trus. Aku mau pulang. Udah capek
aku. Memang bukan jodoh ku dia . gak ketemu lagi nya dia tu”. Aku kesal.
Ternyata benar firasat ku yang terakhir , gadis di halte itu bukan gadis yang
aku temui seminggu yang lalu yang selama ini aku cari, aku tunggu kehadiran
nya. tapi dimana dia sekarang, kenapa aku tidak penah melihat dia lagi, apa
yang salah dari aku ?.
Aku
melangkah pulang. Merenung ku sambil berjalan. Menundukkan kepala . menendang
nendang batu batu kerikil yang berserakan. Rasa ingin memaki alam, kenapa alam
tak kunjung mmempertemukan ku dengan gadis itu. Aku kesal.
Tiba-tiba…
“bbug”. Badan ku menabrak pejalan kaki
lain nya.
“eei
yang bagus kau jalan kau tabrak-tabrak pula orang kau pake mata mu !”. pekik ku
marah.
“maaf
bg saya tidak sengaja”. Jawab nya merintih ketakutan.
Aku
terdiam. Ku perhatikan bentuk tubuh nya yang lebih pendek dari tubuh ku.
“kayak nya aku kenal ama dia !”. fikir ku
dalam hati.
“eeii.
Kamu yang ketemu aku waktu itu kan ?”. Tanya ku girang. Ternyata gadis yang ku
tabrak adalah gadis yang selama ini aku cari-cari. Sungguh senang nya hati ku.
“mungkin
bg. Hehehe, maaf ya saya tidak sengaja!”. Jawab nya
“wuuiih
udah tenang aja gak papa kok, abg yang salah , abg yang gak liat jalan, jadi
ada yang sakit?”. Dengan penuh rasa malu. Harus ku keluarkan kata kata itu.
“iya
bg tidak apa apa, tidak ada yang sakit juga.!”.
“weits
weits!”. Si doni menerobos. “ada apa ini ?”. Tanya nya.
“gak
papa bg, eh kamu to don, kok disini ?”. ternyata gadis ini sudah mengenal si
Doni. Bangsat si Doni.
“eh
Naumi, nggak ngapa-ngapain sih Cuma nemenin si bujang malang ini nungguin
pujaan hati nya yang menghilang entah kemana, padahal belum kenal udah jatuh
cinta!”. Sindir Doni.
“hahahaha.
Masih ada ternyata orang yang mau menunggu dan mencari cinta nya di jaman
sekarang. Aku Naumi , kamu ?”. ia tertawa kecil dan mengulurkan tangan nya
tanda perkenalan.
“a
a a aku anton”. Jawab ku georogi.
“eump
anton, okay salam kenal”. Balas nya sambil melepas genggaman.
“okay
Mi kami pulang dulu ya. Maafin temen aku, dia emang suka emosian,
assalamualaikum!”. Doni langsung merangkul ku, dan mengajak ku pulang.
“Bangsat ni Doni belum apa apa udah main
pulang pulang aja !”. pekikku dalam hati.
“walaikum
salam warahmatullahiwabarokatu”. Jawab Naumi lengkap.