Sambaran Iman Jilbab Naumi (part 1)



SAMBARAN IMAN JILBAB NAUMI
 
                Pagi ini rintik hujan menemani secangkir kopi pagi ku dan kepulan asap yang keluar dari rongga mulut dan hidung ku sebagai pelengkap khayalanku.
                Aku selalu sibuk dengan fikiran-fikiran dunia. Dengan mimpi mimpi besar yang tak satu pun aku jalan kan. Kegagalan menghadapi situasi hidup menimbulkan penyesalan dan membangkit kan amarah dalam diriku. Nasehat orang tua ku abaikan . kuliah ku kacau. Hidupku berantakan!.
                Badan ku semakin ramping , kurus tinggal tulang seperti tengkorak berjalan akibat bercinta dengan botol-botol air nista penggerogot hati dan fikiran. Mataku cekung karena berprofesi sebagai pendobrak malam yang melewati keindahan fajar.
                Pagi ini aku sadar betapa carut marut nya hidup ku. Tapi, ya sudahlah mungkin memang ini lah dunia ku, kenikmatan ku, dan hidupku.
***
                Waktu terus berjalan detakan detik terus berlalu tanpa peduli apapun yang di tinggalkan nya, melibas habis, baik atau buruk tanpa dapat diulang lagi. Catatan buruk di semester pertamadan kedua kuliahku takkan dapat di ubah menjadi baik. Begitu juga dengan catatan percintaan ku. Sampai sekarang ini belum pernah ku merasakan jatuh cinta yang sebenarnya. Buku harian ku mencatat ada 20 daftar nama mantan pacarku. Dimulai dari Liana sampai Viona semua menjadi penerima cinta semu ku. Aku percaya nanti akan ada seorang wanita yang membangkit kan gairah cintaku dan kupastikan dialah cinta pertama hatiku yang sebenarnya.
                Hari ini aku ke kampus. Dengan muka lesu kepala masih terasa pening jalan sentoyoran akibat minuman keras tadi malam ku berangkat menggandeng tas yang berisi peralatan seadanya. Proses belajar mengajar berjalan seperti biasa. Sang detik menghantarkan jam ke pelabuhan sorak sorai hatiku . yaitu jam pulang. Aku pun pulang tanpa basa basi dengan teman-teman yang lain. Aku memang tergolong jarang bercakap-cakap dengan teman-teman satu kelas ku. Aku merasa kurang pas saja dengan mereka.
                Di tengah perjalanan ku pulang. Tampak dari kejauhan seorang gadis manis , solehah dengan balutan jilbab nya yang menawan berjalan menuju arah ku. Kami pun berpapasan.
                “eei . .!”. sapaku sebagai pembuka jurus awal.
                “eeehm”. Ia hanya tersenyum lalu menunduk dan pergi meninggalkan ku. Seperti waktu yang berlalu. Tempiasan udara yang di tabrak nya mehempas kekepala ku membuat rambut ku bergoyang sedikit. Dan senyuman nya bagaikan udara yang merasuk kedalam paru paru ku melalui hidung lalu mengalir ke dalam otak yang membawa fikiran ku terbang ke awan , kemudian mengalir ke paru-paru yang mendetakan jantungku lebih kencang seperti biasa dan membuka saraf-saraf cintaku. Aah. Aku telah jatuh cinta.
                Setelah kejadian itu aku seperti kesetanan senyum-senyum sendiri tanpa sebab dan periang salah tingkah.
                “Oii to kenapa nya kau senyum senyum sendiri , kesetanan apa kau ?”. kata si doni kawan satu kosan ku. Dia sahabat ku kami hampir setiap waktu kami  selalu bersama. Kecuali mabuk-mabukan dia orang baik.
                “udah kau diam aja don ini urusan orang besar anak-anak gak boleh tau”. Saut ku sambil menghisap rokok di tangan kanan ku.
                “aah. Jatuh cinta nya kau?”
                “hahahahaha”. Aku tertawa.
                “mana percaya aku kau jatuh cinta ton. Playboy cap gantungan kunci jatuh cinta huh mana percaya aku. Mau siapa lagi kau jadikan korban ?”. saut nya sinis.
                “kan udah ku bilang kau gak bakalan ngerti , ni urusan orang gede , mana ngerti anak anak macam kau”.  
                “ah kau, serius nya kau ini ? siapa cewek nya kau kenalin lah sama aku. !”.
                “sellow besok sama kita pulang dari kampus , kita tunggu cewek itu lewat”.
                “weeeis udah mau nya kau kuliah. Okay lah !”
                “hahahah ini demi cinta men !”. tutup ku.
                Esok nya aku kuliah. Aku dan Doni pun menunggu gadis berjilbab itu lewat. 30 menit berlalu gadis itu tak kunjung datang seberti hari kemarin.
                “ton, mana nya cewek nya ?”. Tanya Doni bosan menunggu.
                “udah sellow aja kau. Sabar lah kita tunggu aja dia bntar lagi mungkin dia datang!”. Jawab ku kasih semangat supaya tidak bosan menunggu.
                “ah gila kau dari tadi nya kau bilang sebentar lagi sebentar lagi. Sampe sekarang gak datang datang juga. Udah bosan aku nungguin nya. panas lagi hari ini.!”.
                “yaudah kalo gak mau nunggu. Kau pulang aja duluan. Lagian kan kau yang minta mau liat cewek itu!”.
                “ah okay lah duluan aku pulang, kau tahanin lah panas panas gini nungguin dia ampek berkerak kau. Udah lewat zuhur ni mau solat lagi aku”.
                “iya iya solat lah kau banyak banyak kau doakan aku biar sukses”. Gaya tengik.
                “berdoa lah kau sendiri ! kau suruh pula orang ! emang nggak ada lah otak mu!”. Doni mulai kesal.
                “iya iya nanti aku sholat, kapan kapan !”. jawab ku ringan.
                “ah udahlah capek aku ngomong ama kau. Duluan lah aku yaa!”. Mulai capek kesal.
                “iya. Pulang lah kau dek”.
                Doni pun pulang tinggal aku sendirian . memperhatikan setiap kali orang lewat di depan ku . sesekali kuliah jaauh ke kiri dan kekanan. Berharap dia kan datang.
                Sudah hampir satu bungkus rokok aku hisap sambil menunggu dia. Tapi dia tak kunjung datang juga. Matahari pun mulai melambai tanda matahari akan menyembunyikan sinar nya dan memberikan sinarnya pada belahan bumi selanjutnya. Hari mulai gelap. Lampu lampu jalan mulai hidup. Orang orang pun mulai sepi. Aku pun pulang.
                tok tok tok..! don don buka!!”. Gedor-gedor, pinta Doni bukakan pintu.
                Allahhuakbar!”. Doni mengeraskan suara solat nya tanda dia sedang Solat magrib.
                yaa elah nunggu lagi”. Gerutu ku dalam hati. Aku duduk di depan pintu sambil menghisap sebatang rokok.
                Tidak berselang lama.
                “eh udah pulang babang ganteng. Capek nunggu yaa. Pasti jumpa yaa kan !”. sapa Doni sambil buka pintu.
                “capek nunggu kau solat, gak bisa rupa nya di percepat solat mu !”. jawab ku kesal lama menunggu pintu di buka. Mana badan sudah capek.
                “eh gila kau . kau pikir solat main main. Bisa di tawar tawar”.
                aaaaah”. Nguap. “gak jumpa aku hari ini sama dia don”. Ku banting tas ku dan berbaring di tempat tidur.
                “hahahahaha kan udah ku bilang. Kau aja gak percaya.!”.
                “udahlah diam aja kau. Masi ada hari besok. Ku tunggu lagi dia”. Jawab ku menyemangati diri sendiri.
                “jadi ko besok kuliah lagi?”.
                “iyaa”.
                “ah cocok lah berdoa aja lah biar cewek itu tetap hidup biar terus terus kau kuliah”.
                “he eh suka hati mu lah !”. sambil pejamkan mata menuju alam mimpi.
**
                Sang fajar muncul menantang berani para pemalas untuk bangun lebih awal dan beraktivitas. Sinar nya menusuk nusuk mata para pemalas sepertiku. Dan pasti kami balas dengan makian dan pekikan yang keras dan lantam. Namun hari ini ku tak memaki. Tapi , ku berterimakasi karena telah membangun kan ku untuk pergi ke kampus hari ini.
                Perlengkapan semua sudah beres. Aku dan Doni pun berangkat bersama-sama ke kampus. Di tengah perjalanan kami berbincang bincang.
                “tumben semalam gak mabok, cepat tidur lagi! Demi cinta ?? ”. Sindir Doni.
                “udah aah.”.jawab ku palak.
                “jadi nanti mau nungguin dia lewat lagi ?”.
                “Yaa iya lah”.
                “kalau nggak datang lagi gmana ?”.
                “ini perjuangan cinta nama nya!”. petuah ngeles.
                “ok. Hari ini ku temani kau nungguin sampe dia datang. Malam malam lah kita pulang nggak papa!gimana ?”.
                “udah nggak usah aku sendiri aja. Nanti solat mu terganggu gara gara ngawani aku”.
                “udah nggak papa . kan aku bisa permisi sebentar ama kau buat sholat”.
                “laah pake permisi segala macem apa aja! Okay lah”. Mengiyakan tawaran nya.
***
                Seminggu sudah berlalu. Si Doni masi setia menemaniku sampai senja menghilang setiap hari, untuk menunggu gadis itu. Hampir ku putus asa. Lelah mencari dia. Namun aku yakin pasti aku bisa ketemu dia lagi dan bisa kenal dia dan bisa berbincang bincang panjang lebar dengan dia.
                “Oii kek mana ton. Nungguin lagi nya kita hari ini?”. Doni datang mengejut kan ku yang sedang ngelamun di bawah pohon taman dekat kampus.
                “eeump entah lah don, aku bingung, sebenarnya aku capek don, tapi hatiku suruh nungguin dia terus.!”.
                “yaudah kau harus dengerin kata hati mu. Demi cinta men. Capek capek dulu”.
                “eump “. Aku ragu..
                “udah ayok kita tunggu lagi dia. Semangat laah.!” Doni menyemangatiku dan menarik ku berdiri.
                “ok ok ok. Bentar hidupin rokok dulu baru go!”.
                “hahahaah gitu lah . ayok!”.
                Tidak lama kami menunggu. Tampak ada kumpulan gadis gadis berkerudung yang sedang menunggu bus di halte. Dari kejauhan tampak seperti wanita itu. Tas nya. tinggi nya. cara membawa buku , aku yakin itu pasti dia.
                “don don itu dia don!”. Ku Beritahu Doni dengan semangat
                “mana ?”.
                “itu yang membelakangi kita.”. Tunjuk ku
                “yaudah ayok kita samperin”. Ajak Doni.
                “okay ayok.!”. jawab ku semangat.
                Kami berjalan sedikit seperti berlari. Meliak liuk menghindari keramaian orang berjalan. Terus ku perhatikan gadis itu agar tidak kehilangan jejak dan tetap dalam pandangan ku. Gadis itu asik bercerita tanpa menoleh ke kanan dan ke kiri. Aku tak bisa melihat wajah nya. aku mulai ragu.
                “eei mbak!”. Sapa ku sambil menepuk pundak nya dari belakang.
                “siapa ? kamu mau hipnotis aku ya ?”. gadis itu agak tinggi suara. Seperti ketakutan. Sambil memegang erat tas dan barang bawaan lain nya.
                “oops. Maaf mbak, saya bukan rampok mbak dan bukan tukang hipnotis. Maaf mbak saya salah orang, saya fikir mbak tadi teman saya, soal nya mirip dari belakang. Maaf ya mbak.!”. pinta ku ngeluh karena orang orang sekitar sudah melirik padaku.
                “lain kali jangan asal tepok aja dong mas!”. Ngomel ngomel.
                “iya iya mbak maaaf ya mbak. Gak sengaja piiiss!!”. Jawab ku sambil tertawa kecil. Lalu pergi meninggalkan omelan nya.
                Tampak si Doni yang menunggu berdiri bersandar di pohon tidak jauh dari halte itu cengengesan menertawaiku.
                “hahahaha… salah orang paak!. Hipnotis aku dong hipnotis aku! Hahahaha”. Ejeknya
                “udah lah ketawa aja kau trus sana kau lece aja aku trus. Aku mau pulang. Udah capek aku. Memang bukan jodoh ku dia . gak ketemu lagi nya dia tu”. Aku kesal. Ternyata benar firasat ku yang terakhir , gadis di halte itu bukan gadis yang aku temui seminggu yang lalu yang selama ini aku cari, aku tunggu kehadiran nya. tapi dimana dia sekarang, kenapa aku tidak penah melihat dia lagi, apa yang salah dari aku ?.
                Aku melangkah pulang. Merenung ku sambil berjalan. Menundukkan kepala . menendang nendang batu batu kerikil yang berserakan. Rasa ingin memaki alam, kenapa alam tak kunjung mmempertemukan ku dengan gadis itu. Aku kesal.
                Tiba-tiba…
                bbug”. Badan ku menabrak pejalan kaki lain nya.
                “eei yang bagus kau jalan kau tabrak-tabrak pula orang kau pake mata mu !”. pekik ku marah.
                “maaf bg saya tidak sengaja”. Jawab nya merintih ketakutan.
                Aku terdiam. Ku perhatikan bentuk tubuh nya yang lebih pendek dari tubuh ku.
                kayak nya aku kenal ama dia !”. fikir ku dalam hati.
                “eeii. Kamu yang ketemu aku waktu itu kan ?”. Tanya ku girang. Ternyata gadis yang ku tabrak adalah gadis yang selama ini aku cari-cari. Sungguh senang nya hati ku.
                “mungkin bg. Hehehe, maaf ya saya tidak sengaja!”. Jawab nya
                “wuuiih udah tenang aja gak papa kok, abg yang salah , abg yang gak liat jalan, jadi ada yang sakit?”. Dengan penuh rasa malu. Harus ku keluarkan kata kata itu.
                “iya bg tidak apa apa, tidak ada yang sakit juga.!”.
                “weits weits!”. Si doni menerobos. “ada apa ini ?”. Tanya nya.
                “gak papa bg, eh kamu to don, kok disini ?”. ternyata gadis ini sudah mengenal si Doni. Bangsat si Doni.
                “eh Naumi, nggak ngapa-ngapain sih Cuma nemenin si bujang malang ini nungguin pujaan hati nya yang menghilang entah kemana, padahal belum kenal udah jatuh cinta!”. Sindir Doni.
                “hahahaha. Masih ada ternyata orang yang mau menunggu dan mencari cinta nya di jaman sekarang. Aku Naumi , kamu ?”. ia tertawa kecil dan mengulurkan tangan nya tanda perkenalan.
                “a a a aku anton”. Jawab ku georogi.
                “eump anton, okay salam kenal”. Balas nya sambil melepas genggaman.
                “okay Mi kami pulang dulu ya. Maafin temen aku, dia emang suka emosian, assalamualaikum!”. Doni langsung merangkul ku, dan mengajak ku pulang.
                Bangsat ni Doni belum apa apa udah main pulang pulang aja !”. pekikku dalam hati.
                “walaikum salam warahmatullahiwabarokatu”. Jawab Naumi lengkap.



Previous
Next Post »