Ilustrasi |
Jika
mendengar kata kritis aku selalu ingat kata-kata bapak Bay The Way, saat itu
beliau mengatakan, “jika ingin menjadi orang sukses ada dua kuncinya, yaitu
disiplin dan kritis.” Kalimat itu aku dengar saat duduk dikelas satu SMP (Sekolah
Menengah Pertama).
Saat
itu juga pergejolakan hatiku benar-benar diuji, menyuarakan dengan lantang
ketidak sepahaman hati dengan keadaan yang terjadi, atau hanya duduk berdiam
diri menonton kesalahan-kesalahan itu.
Kritis
bukan berarti selalu menyalahkan, namun selalu mempertanyakan. Kritis bukan
selalu benar, namun selalu mencari kebenaran dan keadilan. Sifat berikir kritis ini
yang perlahan hilang dari kalangan mahasiswa-mahasiswi era 2000-an. Apatis
pendorong utamanya, dan rasa takut yang menjadikan sifat ini perlahan lekang.
Apatis!
Kehidupan
modern membuat orang-orang lebih bersifat individualis, sangat bertolak
belakang dengan apa yang sudah diajarkan oleh nenek moyang kita terdahulu.
Sifat kebersamaan dan gotong royong seharusnya masih tumbuh subur dikalangan
pemuda-pemudi atau mahasiswa-mahasiswa pada jaman sekarang ini.
Mangan ora mangan seng penting
ngumpul, adalah suatu ajakan
yang mengajarkan kita memiliki sifat kebersamaan, merasa sependeritaan,
kekurangan bukan membuat penderitaan, namun kekurangan akan hilang jika kita
berkumpul dan bersama-sama berusah menyudahi kekurangan-kekurangan tersebut.
Dhadi wong ojo rumongso biso,
nangeng dhadi wong seng biso rumongso,
memposisikan diri kita terhadap orang lain adalah salah satu cara untuk menghilangkan
sifat apatis, ketidak acuhan diri kita kepada orang lain.
Takut!
Tuntutan
masa depan yang cerah, sampai-sampai kita rela menjegal siapa saja yang ingin
berusaha merusak tatanan masa depan kita. Tidak jauh dari sifat acuh tak acuh
diatas. Bagi mahasiswa selalu saja beranggapan masa depan yang cerah adalah
lulus dengan predikat nilai terbaik, camlude! Hingga lupa, menyuarakan suara
masyarakat merupakan salah satu kewajiban sebagai mahasiswa. Ingat! Untuk
hidup, jangan sampai lupa apa gunanya hidup.
Kritismu
tidak akan mempengaruhi nilai ujianmu, super power juga akan mengerti kemampuan
akademik-mu, kritismu juga tidak akan mempengaruhi besaran beasiswa yang akan
kau dapatkan, beasiswa itu-kan hanya hadiah yang diberikan untuk orang-orang
yang berhak menerimanya, bukan sebagai penutup mulutmu! Apalagi DO (Drop Out) ?
Jika kekritisanmu sudah sesuai prosesdur yang ada, tidak mungkin orang-orang
akan mempermasalahkanmu.
Aku
mempersempit ruang lingkupnya, sebut saja dalam sebuah kampus. Sampaikan sifat
kritismu melalui lembaga-lembaga kemahasiswaan yang menaungi itu. Pers
Mahasiswa contohnya, sampaikan segala sifat kritismu melalui Lembaga Pers
Mahasiswa yang bersifat independen itu. Atau melalui Dewan Perwakilan Mahasiswa
(DPM) yang akan menjembatani sifat kritismu.
ConversionConversion EmoticonEmoticon