Ma'e Aku Bosan

Ma'e, tumpukan buku teknikku lumayan menggunung di rak buku kecilku.
Rapi kok Ma',
dari semester satu sampai enam masih utuh dan baru.
Hanya saja sawang laba-laba lebih rajin dan bersemangan mengerubutinya

Aku malah rajin membaca buku novel ketimbang buku-buku yang memuyengkan itu
Kata mentorku sih, membaca buku sastra akan membuatmu semakin pintar menulis
Itu kata mentorku lo Ma'
Kalo aku nggak pintar-pintar mungkin dia salah kali ini.

Ma' !
Cobalah satu hari saja masuk dalam kelasku.
Betapa membosankan sekali,
Dosen botak pendek yang sok pintar dan cerewet
kemudian lelucon teman calon dosen yang sok komedian.
Jenuh!!!

Bolos saja aku!

Tak habis pikir aku, jika nanti datang Bapak pos mengetuk rumah kita.
menghantarkan surat pemecatanku keluar dari bangku panas yang membosankan ini.
Pasti Ma'e menghukumku bukan?
Hukum saja Ma', aku yakin hukumanmu takkan sederita disini.

Ma' pun Mamak,
Bukannya Mamak pernah baca tulisanku?
Waktu itu Ma'e cuma tersenyum, dan
Pa'e "gambar ulang gambar ini,"
sungguh tepat pihilanku tak ingin aku jadi arsitek.
Gambarku tak pernah rapi. Aduh aku punyeng.

Jangan kuncupkan bibirmu Ma'
Tahan, tetap saja begitu,
biarkan pipimu menariknya.
Inilah aku, menjadi apapun aku ini sudah pilihanku,
dan menjadi jalan hidupku.
Bukankah Ma'e cuma menyuruhku untuk taat kepada Allah?
dan tidak tinggal lima waktunya.

Medan, 11 Mei 2016

Previous
Next Post »
Thanks for your comment