Di Kota,
Ijal namanya,
Berorasi dengan lantang, mengajak semua orang
"STOP PEMBAKARAN HUTAN"
Lindungi hutan dari petani-petani kaya!
Di Desa,
Pak Warsito Ayah Ijal sedang menyusun strateginya
Biaya kuliah Ijal semakin membengkak,
Belum lagi untuk Adik-adiknya,
Duh, lahan sawit sekian hektar belum cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
Sejalan dengan status sosial kebutuhan hidup berjalan sebanding dengannya.
Bayar kreditan Bank sekian, bayar kreditan mobil sekian, jajan anak, belanja, sumbangan, zakat
belum lagi kosmetik Istrinya.
Warsito ngalamun, lahan yang baru dibelinya sedang ingin dikerjakan.
Kelak sawit-sawit hijau bakal tumbuh subur dilahan barunya
Hutan paru-paru dunia, pemanasan global, suhu bumi meningkat
Kita harus menyelamatkan bumi teman-teman, ujar Ani yang sedang bermain,
pahlawan penyelamat bumi.
Warsito tersenyum, "Aah aku bukan menebang hutan, cuma hutan muda, sangat jauh untuk memperngaruhi bumi ini" bantinya.
Di hidupkannya televisi,
di lihatnya cannel berita terkini
terpampang wajah Ijal anaknya sedang berorasi,
Ia begitu bangga sekali
"Ibu... ibu lihat! Anakmu masuk tivi" teriaknya dari ruang tamu,
Sang istri langsung lari menghampiri, ditinggalkannya piring yang belum tercuci
"Mana Pak mana?" Tanya Ibu Sri menghampiri.
"Wah sudah habis Bu"
"Wah terlambat ya Pak," sesalnya. "Nanti Ibuk liat di Youtube saja."
Ia lanjut mencuci,
Eh air mati.
Sudah hampir tujuh hari hujan tak turun di Desa ini
Orang-orang mulai datang kesungai ambil air buat keperluan sehari-hari
Sungai-pun hampir tak ter-airi,
"Padahal hujan satu malam saja sungai ini hampir meluap rasanya," batin Joko sang asisten pribadi meneliti.
ConversionConversion EmoticonEmoticon